MENU Wednesday, 21 May 2025

Ulah Marc Marquez Bikin Bos KTM Geram, Kekacauan MotoGP Americas Masih Terngiang

3 minutes reading
Saturday, 5 Apr 2025 17:54 0 25 daza08313

cuan128– Bos KTM, Pit Beirer, masih belum terima keputusan Race Director MotoGP setelah kekacauan starting grid GP Americas 2025 yang dipicu tindakan Marc Marquez. Tidak ada penalti apapun yang dijatuhkan atas insiden tersebut.

Balapan utama seri ketiga musim ini di Circuit of The Americas (COTA) diwarnai kekacauan yang mungkin akan jadi sejarah tersendiri di ajang MotoGP.

Tiga menit sebelum start dimulai, barisan pembalap yang tadinya sudah siaga di jajaran grid start masing-masing mulai berpencar dan berlarian setelah melihat Marc Marquez berlari duluan.

Sebagian besar dari mereka lari ke arah paddock mereka untuk ganti motor.

Niat mereka, termasuk Marquez, untuk ganti motor tidak lepas dari keputusan penggunaan ban yang keliru.

Ban yang digunakan adalah ban basah, sementara sebagian besar kondisi sirkuit telah mengering setelah hujan turun.

Apabila pembalap tiba-tiba lari ke arah pitlane saat lampu start sudah dimulai, maka hukuman mereka adalah start dari pitlane.

Semestinya menurut regulasi, hal itu akan dilakukan Marquez dan lainnya.

Namun Race Steward MotoGP memilih untuk menunda balapan selama sekitar 10 menit.

Keputusan itu sekilas terlihat adil, tetapi nyatanya tidak.

Pasalnya, di antara pembalap yang sudah siap di grid, ada beberapa yang telah tepat memprediksi hujan reda dan menggunakan ban slick.

Mereka adalah rookie Trackhouse Aprilia, Ai Ogura, dan pembalap Red Bull KTM, Brad Binder. Mereka tetap bersiap di starting grid dan dalam harapan mendapat keuntungan jika sebagian rival mereka dihukum start dari pitlane.

Tetapi, keputusan panitia balapan ternyata tidak demikian. Untuk itu, rasa kesal, marah, dan merasa tidak adil akibat aksi yang dipicu Marc Marquez ini masih terus jadi topik panas.

Sebelumnya, manajer tim Trackhouse, Davide Brivio, meluapkan kekesalannya atas keputusan tersebut.

Sekarang, bos KTM, Pit Beirer juga lebih vokal mengungkapkan rasa geramnya. Pria yang menjabat sebagai Direktur Balapan KTM itu bahkan menuding bahwa kepercayaan pada panitia MotoGP sudah terguncang.

“Apa yang kami lihat bukanlah manajemen pengelolaan yang tepat, melainkan kepanikan,” kata Beirer dikutip Bolasport dari Speedweek.

“Peraturannya kan jelas. Ketika sembilan pembalap meninggalkan grid setelah sinyal tiga menit, mereka harus memulai dari jalur pit dan mendapat penalti.”

“(Tap) tidak satu pun dari ini dipatuhi,” tegasnya.

Beirer mencontohkan aturan MotoGP yang sangat ketat mengatur bagaimana tata letak motor di setiap grid saat posisi start.

Satu milimeter saja bergeser melebihi batas, maka dihukum.

Sepersekian detik terlihat mencuri start lebih dulu pun, dihukum.

Lalu bagaimana dengan kekacuan gamblang seperti di COTA? Beirer merasa aneh dengan standar ganda panitia MotoGP.

“Kepada kami, mereka menuntut untuk sangat ketat mematuhi aturan, tetapi ketika menyangkut pihak berwenang mereka sendiri, mereka melupakan aturan dan berimprovisasi?” ujar Beirer.

“Mereka yang mengambil risiko yang tepat, dihukum. Tapi mereka yang bermain aman diselamatkan oleh keputusan dari luar. Sulit untuk menerimanya.”

“Olahraga ini membutuhkan aturan yang kuat dan dipatuhi semua pihak. Tanpa aturan ini, kredibilitas kejuaraan akan dipertaruhkan,” ucap Beirer.

Akhir kisah pembalap KTM di GP Americas 2025 sendiri berujung pahit manis.

Dua pembalap tim pabrikan mereka, Binder dan Pedro Acosta crash alias gagal finis. Sedangkan duo KTM Tech3, Enea Bastianini dan Maverick Vinales masing-masing finis ketujuh dan ke-14.

Marquez sendiri telah mendapat hukuman dia sendiri akibat terjatuh dan berakhir gagal finis dalam balapan yang dimenangi Francesco Bagnaia.

lowongan kerja online
lowongan kerja online
lowongan kerja online

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA